#SemangatSehat
“Maaf
lagi nggak enak badan”, “’Afwan, ane
lagi kurang fit”, “Sorry ye, gue lagi
bed rest”, dan segudang beribu alibi
lain yang menunjukkan satu kondisi, SEDANG
SAKIT. Satu peristiwa lumrah yang manusiawi. Namun, ada kalanya kondisi
yang kurang “beres” ini memberikan implikasi yang begitu besar. Nggak bisa
hadir kuliah, harus ujian susulan, wajib mengganti jadwal praktikum, kerjaan
organisasi molor, dan sejuta akibat lainnya. Meski demikian, bukan berarti kita
harus merengek menyalahkan keadaan. Bahkan saat tertentu, bisa jadi menyalahkan
Sang Pencipta. Karenanya, meski kondisi sedang “tidak menguntungkan”, wajib
bagi kita mengambil ibrohnya, pelajarannya. Setidaknya ada #3hal yang bisa kita “manfaatkan” melalui momentum sakit.
1. #BersyukurSehat
Jauh sebelum
kita dilahirkan, Rasulullah bahkan telah bersabda ”Dari Ibnu Abbas, dia
berkata: Nabi bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada
keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari). Hal ini menjadi
bukti logis bahwa Rasulullah telah begitu visioner melihat fenomena-fenomena yang
akan terjadi pada umatnya, di mana ketika sehat dan sempat tidak dijadikan
sebagai masa maksimal beribadah. Nonton film itu boleh, nge-game itu mubah, shopping
itu lumrah, tapi hal-hal ini menjadi kurang bermanfaat kalau sampai melewati
ambang batas. Efeknya waktu yang seharusnya digunakan untuk kemanfaatan
berkurang. Maka, tak heran kalau laporan-laporan, jurnal-jurnal, dan setumpuk
perkerjaan kita baru dapat terselesaikan paling cepat tepat deadline. #Astaghfirullah
2. #BerhentiSejenak
Tubuh yang
dianugerahkan Allah ini memiliki kapasitas maksimal. Laiknya sebuah mesin yang
akan aus pada waktu tertentu. Meski kapasitas ciptaan Allah tak dapat
diperbandingkan sedikit pun dengan karya manusia. Tak dapat dipungkiri memang,
sering kita melupakan hadiah luar biasa berupa tubuh yang sempurna, akal yang
luar biasa, dan hati yang sesuai fithrah-nya.
Bagi mahasiswa misalnya, yang kadar tekanan fikriyahnya luar biasa, yang
sibuk praktikum, bikin jurnal, ujian,
atau pun yang sedang menyusun #skripsi *ehm.
Kadang saking ngoyo-nya badan sering
ditelantarkan. Sahur puasa sunnah, hal sepele tapi sering tak diperhatikan,
padahal lagi-lagi Rasulullah telah mengajarkan “Makan
sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makanan sahur terdapat barakah”
(Muttafaqun ‘alaih). Saat sakit pula adalah momentum kita untuk #BerhentiSejenak¸ istirahat sebentar,
untuk berlari selanjutnya. Mundur satu langkah, untuk meloncat seratus kaki.
3. #HidupTakAbadi
Bebicara
tentang sakit, bukan berarti saya tak pernah sakit (bahkan ini sedang on recovery). Dua pekan lalu, Allah
memberikan hadiah dengan kondisi “luar biasa”. Di sela bed rest, terkadang saya berpikir, bahwa saat sakit adalah saat
yang terdekat dengan kepulangan kita pada Sang Pencipta. Satu keadaan yang pernah
membuat saya benar-benar fobia. Hal ini juga berkaitan dengan perbincangan
tentang #BersyukurSehat. Tak bisa
kita pungkiri, ketika kondisi fisik sedang tidak sehat, maka akan membawa
pengaruh sedikit banyak pada ibadah-ibadah kita baik secara kualitatif dan
terutama yang terlihat secara kuantitatif (tunggu tulisan selanjutnya perihal
futur). Lhah, bagaimana coba kalau ibadah kita sedang merosot (drastis bahkan)
lalu Allah memanggil kita? Bukankah Allah sudah berfirman “Tiap-tiap yang
bernyawa pasti akan mati.” (TQS. 3: 185)?
Wallahu’alam bishshowab.
@amaliarizkigita at #RumahInspiratif
Bantul,
my lovely city
Present
for all brothers and sisters who being sick. May Allah abort your sin.
Comments
Post a Comment
Thanks for your attention. Nice to meet you.